Jumat, Juni 27, 2008

Menteri sontoloyo dari Partai mana?

Dampak demo mahasiswa yang anarki di depan gedung DPR RI dan jalan Sudirman depan kampus Unika Atmajaya tanggal 24 Juni lalu masih terasa hingga kini, selalin menyisakan puing mobil yang dibakar dan ditahannya sejumlah pendemo di Mapolda Metro Jaya, ada satu hal yang menarik untuk disikapi adalah pernyataan dari Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar yang menyebut dalang demo anarkis berinisial FY hingga menteri kabinet yang sontoloyo.

Kita mengetahui aksi demo akhir-akhir ini dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM pada akhir Mei lalu,banyak tudingan yang dilontarkan mengenai aksi demo tersebut, tapi tudingan Kepala BIN ini yang sangat menarik untuk diselusuri, karena menyangkut menteri di kabinet SBY-JK saat ini. Memang tudingan menteri sontoloyo yang dilontarkan Syamsir Siregar tidak menunjuk hidung dari menteri yang bersangkutan, tapi menyatakan menteri tersebut yang berasal dari parpol prndukung pemerintah saat ini.Disebutkan Syamsir menteri tersebut disaat rapat kabinet setuju dengan kebijakan pemerintah untuk menaikkan BBM tapi ternyata di DPR menyatakan sebaliknya.

Jika kita mengurut pernyataan KaBIN tersebut ada 17 menteri yang berasal dari parpol di kabinet SBY-JK, sebut saja Aburizal Bakrie, Fahmi Idris,Paskah Suzetta dan Andi Mattalatta dari Partai Golkar, Taufiq Effendi dan Jero Wacik dari Partai Demokrat,Anton Apriyantono, Yusuf Asyari dan Adhyaksa Dault dari PKS, Suryadharma Ali dan Bachtiar Chamsyah dari PPP, Hatta Rajasa dan Bambang Sudibyo dari PAN, Erman Suparno dan Lukman Edy dari PKB serta MS Kaban dan Meutia Hatta dari PBB dan PKPI.
Apakah satu dari menteri tersebut diatas menteri yang sontoloyo, kita lihat saja nanti apa ada menteri yang protes dengan pernyataan keras dari Ka BIN tersebut.

Bola panas terus bergulir seiring diloloskannya hak angket pada sidang paripurna DPR selasa lalu,wacana untuk segera mengkaji ulang keberadaan koalisi parpol pendukung pemerintah.Karena koalisi terkesan tidak memiliki komitmen kebersamaan dalam mendukung pemerintah. Apakah ini bertanda perpecahan di kabinet SBY-JK? ataukah ini manuver sebelum menuju pilpres 2009? Allahu Alam.

MP-27-06-2008-

Minggu, Juni 22, 2008

Kekalahan telak Partai Golkar di Pilkada...

Setelah pilkada Maluku Utara yang sengketa walau akhirnya Mendagri memenangkan pasangan Thaib Armayn atas pasangan golkar Abdul Ghafur, juga pilkada Sulawesi Selatan yang akhirnya dimenangkan pasangan Syahrul Yasin Limpo yang diusung PDIP, berturut-turut calon gubernur yang diusung partai golkar kalah dalam pilkada. Seperti yang kita ketahui pilkada Jawa Barat, Sumatera Utara dan yang baru beberapa jam lalu diumumkan versi Quick Count LSI pilkada Jawa Tengah, pasangan yang diusung golkar Bambang Sadono- Muhammad Adnan hanya meraup 23 persen suara dibanding pasangan Bibit Waluyo-Rustriningsih yang diusung PDIP memproleh 43 persen. Jika angka hitung cepat ini menjadi acuan sebelum KPUD selesai menghitung manual, bisa dipastikan pilkada Jateng hanya satu putaran, dan Gubernur terpilih adalah pasangan PDIP tersebut.

Apakah ini menandakan mesin politik golkar juga tidak bekerja maksimal seperti pada pilkada di daerah sebelumnya? atau adanya pergeseran pemilih dalam menyalurkan aspirasinya?. Bisa jadi mesin pilitik golkar yang kurang bekerja maksimal dalam memenangkan Bambang Sadono di pilgub Jateng ini. Kalau kita lihat angka yang masuk di LSI, tingkat partisipasi warga untuk datang ke TPS hanya sekitar 57 persen saja, berarti ada sekitar 43 persen yang tidak menggunakan hak pilihnya dengan berbagai alasan. Jauh sebelum pilkada, satu lembaga riset melakukan survey tentang calon gubernur untuk pigub Jateng ini, nama Bambang Sadono menduduki peringkat atas. Ternyata mesin politik golkar tidak bisa "menyakinkan" suara yang mengambang sekitar 43 persen tersebut untuk bisa memilih pasangan yang diusung partai pohon beringin tersebut.

Melihat dinamika pilkada yang terjadi saat ini, sepertinya partai golkar belum solid dalam memberikan dukungan ke kader yang diusungnya, perpecahan suara masih terjadi ditingkat elite nya, seperti di pilkada Sumatera Utara lalu. Apakah dalam pilkada Jawa Timur yang hanya beberapa pekan lagi dan pilkada Bali awal Juli nanti dinamika ini akan juga terjadi? Allahu' Alam

MP-22-06-2008-

Jumat, Juni 20, 2008

Ajakan untuk golput salah siapa?

Pemilihan umun (Pemilu) masih sepuluh bulan lagi, tetapi aroma tidak sedap sudah terasa saat ini, mulai dari verifikasi parpol peserta pemilu yang molor, dana pemilu yang belum cair dari Departemen Keuangan ke rekening KPU sampai ancaman untuk melakukan golput pada pemilu 2009 nanti.Ancaman dan ajakan untuk golput datang dari tokoh sekaliber Gusdur jika KPU tidak benar-benar menyelenggarakan pemilu dengan jujur dan adil, hal ini terkait dari kinerja beberapa KPUD dalam penyelenggaraan pilkada dibeberapa daerah.

Golongan Putih dalam sistem demokrasi di Indonesia adalah halal, memilih atau tidak memilih adalah pilihan terbuka bagi setiap orang. Malah di negeri kita ini golput bebas disosialisasikan dan digembar gemborkan.

Melihat hasil pilkada dibeberapa daerah tingkat partisipasi warga dalam ikut mencoblos ke TPS semakin berkurang. Jika kita mengacu pada pemilu pertama era reformasi pada tahun 1999 saat pemerintahan presiden BJ.Habibie partisipasi warga untuk menggunakan hak pilihnya hampir mencapai angka 95 persen, dibanding pemilu terakhir tahun 2004 saat pemilihan langsung presiden, angka partisipasi menurun menjadi hanya 77 persen. Begitu juga dengan pilkada di beberapa daerah yang jumlah penduduknya besar, seperti Sumatera Utara, angka golput mencapai hampir 35 persen demikian juga dengan pilkada Jawa barat angka partisipasi warga hanya sekitar 64 persen saja.

Golput atau tidak memilih itu merupakan salah satu sikap yang menguntungkan bagi perkembangan demokrasi. Dengan banyaknya golput, maka bisa dijadikan bahan koreksi bagi perbaikan sistem pemilu di masa mendatang. Yang mengkhawatirkan jika banyak masyarakat golput karena faktor tingkat kesadaran politik yang tinggi, sebab akan mengurangi legitimasi hasil pemilu.

Apakah ini merupakan bentuk protes dan kekecewaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah saat ini? hanya pemerintah yang bisa menjawab dan menafsirkannya.
Semoga pemerintah bisa cepat tanggap dengan situasi saat ini. Agar hasil pemilu 2009 nanti lebih legitimed, Aminn

MP-20-06-2008

Minggu, Juni 15, 2008

Terungkapnya telepon heboh di Kejagung

Masih segar ingatan kita, bagaimana tim KPK yang menangkap tangan oknum jaksa dari Kejaksaan Agung (Kejagung) sedang menerima imbalan dari orang dekat penungkak BLBI Syamsul Nursalim di sebuah rumah dibilangan Simprug Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. Jumlah yang disita tidak tanggung-tanggung yakni USD 600.000. Penangkapan yang mencoreng wajah kejaksaan ini sangat menjadi perhatian publik, sampai akhirnya Jaksa Agung Hendarman Supandji harus mencopot 2 pejabat terasnya di Kejagung.

Ternyata masalah tidak berhenti sampai disini, dari hasil beberapa kali persidangan terungkap percakapan telepon yang sudah disadap pihak KPK pasca penangkapan oknum jaksa tersebut, yang menghebohkan adanya percakapan tersangka pemberi imbalan tadi dengan pejabat teras di kejagung yang memohon penyelesaian masalah yang dihadapinya. Direkaman pembicaraan itu, nama ketua KPK juga disebut-sebut akan dihubungi untuk penyelesaian kasus tersebut.Tapi ketua KPK sudah membantah pernah dihubungi dan mengatakan kalau dia ada diruangan sadap sewaktu penyadapan dilakukan tim KPK.

Apakah ini potret aparat penegak hukum negeri kita ini?. Jawabannya kita tunggu hasil penyelidikan dan pemeriksaan yang akan dilakukan langsung oleh Jaksa Agung terhadap pejabat teras nya itu. Semoga kejaksaan agung bebas dari para penyamun yang memanfaatkan jabatan hanya untuk keuntungan pribadinya saja. Kejaksaan harus independen dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, tidak boleh ditekan oleh siapapun. Semoga langkah yang akan diambil Jaksa Agung nanti bisa memulihkan wajah kejaksaan yang sudah coreng moreng ini. Aminn

MP-15/6/2008-

Sabtu, Juni 07, 2008

Demam EURO 2008 sudah datang..

Hanya beberapa jam lagi pembukaan Euro 2008 atau Piala Eropa akan dimulai, tapi demam Euro ini sudah merambah pecinta olahraga terpopuler dimuka bumi ini dari setahun terakhir. Kita ketahui hajatan Euro ini adalah yang terbesar kedua setelah piala dunia. Enam belas kesebelasan terbaik dari benua biru tersebut akan bertanding memperebutkan supremasi tertinggi sepakbola di Eropa.

Gaung Euro 2008 ini sudah terasa di tanah air tercinta, hampir satu tahun terkahir, beberapa televisi yang merupakan media partner Euro 2008 sudah meluncurkan program-program menjelang Euro, baik berupa iklan maupun road show untuk memeriahkan hajatan terbesar dibenua Eropa ini.

Walaupun Gaung Euro di Indonesia sempat terganggu dengan kenaikan BBM dan tregedi monas seminggu yang lalu, tapi pecinta sikulit bundar tetap saja mempersiapkan diri dalam menyambut hajatan ini. Karena pecinta sepakbola lebih menjunjung tinggi sportivitas. Semoga dengan menyaksikan pertandingan-pertandingan terbaik di Euro 2008 ini, bangsa Indonesia lebih kondusif lagi dan bisa mencegah terjadinya tindakan-tindakan anarkis yang bisa mengganggu keutuhan bangsa dan bernegara.Aminn..

MP

Ricuh Monas dan kenaikan BBM

Pada hari Minggu 1 Juni 2008 minggu lalu, saya terjebak macet jalan Sudirman Jakarta sekitar pukul 11.00 wib, niat mau bawa keluarga jalan-jalan ke suatu mall dikawasan tersebut harus buyar karena ada gerak jalan dari massa PDI-P dalam rangka memperingati hari kelahiran Pancasila yang tepat jatuh pada hari itu. Ribuan massa dan kader PDI-P memerahi Jakarta pada siang itu, malah diklaim massa berjumlah 150.000 orang. Bisa dibayangkan dengan jumlah sebanyak itu jalan-jalan diseputaran tugu monas sudah pasti tertutup dan ternyata pihak aparat lalulintas sudah memberlakukan penutupan arus lalin di kawasan monas tersebut.

Bukanlah kemacetan yang menjadi kekecewaan saya, tetapi tiga jam setelah kemacetan itu saya mendapat sms dan info dari radio nasional, kalau sudah terjadi kericuhan di taman monas antara massa Front Pembela Islam (FPI) dengan massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). Melihat kericuhan terjadi di ring-1 dimana istana negara hanya beberapa meter dari lokasi, pastilah aparat kepolisian siaga penuh dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, terlebih lagi pada pagi harinya 150.000 massa PDI-P melaksanakan gerak jalan ditempat yang sama. Tetapi jika kita melihat rekaman kericuhan melalui televisi, sepertinya aparat kepolisiian tidak terlihat dalam pengamanan atau mungkin aparat kepolisian sibuk mengatur arus lalulintas?

Kericuhan monas tersebut ternyata bisa menyedot perhatian media dan masyarakat,hingga satu minggu terjadinya kericuhan tersebut media masih menjadikan berita utama, karena dampaknya yang sangat besar dielemen masyarakat, malah bisa mengarah ke konflik horizontal antar ormas islam jika pemerintah tidak peka terhadap masalah utama dari keruicuhan tersebut yaitu masalah aliran Ahmadiyah.

Tragedi monas ini ternyata bisa mengalihkan perhatian kita mengenai kenaikan BBM, seperti diketahui demo-demo mahasiswa dan elemen masyarakat menolak kenaikan BBM terhenti sejenak dengan tregedi monas ini, malah sepertinya media lebih membesar-besarkan berita tragedi monas daripada berita dampak kenaikan BBM yang sudah sangat terasa bagi masyarakat pada umumnya. Semoga tragedi monas ini bukan menjadi isu pengalihan perhatian terhadap dampak kenaikan BBM.Aminn

MP 7 Juni 2008

Minggu, Juni 01, 2008

Ramai-ramai jadi calon RI-1...

Pemilihan umum dan pilpres masih setahun lagi, tapi gaung pencalonan untuk posisi presiden sudah terasa jauh-jauh hari, bahkan dari akhir 2006 lalu, mulai dari wacana sampai pendeklarasian tokoh dan elite politik untuk mencalonkan kader atau ketua umum partainya.
Sebut saja mantan gubernur DKI Sutiyoso sudah mendeklarasian diri untuk tampil dalam pilpres nanti, begitu juga ketua dewan syuro PKB versi muktamar parung KH.Abdurrahman Wahid, ada mantan presiden yang juga ketua umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sudah diplot partainya untuk tampil lagi di 2009 nanti malah sudah dikuatkan dalam rakernas PDI-P di Makasar beberapa hari lalu, dan terakhir adalah tampilnya ketua umum PAN Soetrisno Bachir untuk nekat maju di pilpres nanti setelah partai matahari terbit tersebut mengadakan Rapimnas di Surabaya kemaren.

Disamping empat calon diatas masih ada lagi calon yang masih malu-malu atau belum saatnya melaunch diri untuk maju, sebut sajacalon incumbent presiden SBY, walaupun partai demokrat sudah memberikan sinyal untuk tetap mendukung SBY dalam pilpres nanti, tapi SBY masih tersenyum sipu jika ditanya wartawan mengenai hal tersebut, dan mengatakan belum tepat untuk membicarakan saat ini, konon partai demokrat akan mendeklarasikan pencalonan SBY pada bulan september nanti. Sementara partai-partai besar sudah sibuk mempersiapkan pilpres, partai pemenang pemilu 2004 Golkar masih menyusun kekuatan dan membenahi mesin politik nya, apalagi Golkar kalah telak dibeberapa pilkada ditanah air. Ketua umum partai Golkar Yusaf Kalla sudah dipersiapkan untuk maju lagi, apalagi partai Golkar sudah meberi sinyal untuk mentiadakan sistem konvensi dalam penjaringan calon presiden seperti yang pernah dilakukan partai ini pada tahun 2004 lalu, hal ini yang membuat gerah mantan ketua umum Golkar Akbar Tandjung yang menginginkan sistem konvensi tetap dilaksanakan. Hal ini membuat kesempatan Akbar maju dari partai pohon beringin ini pupus, sebaliknya ketua umum Golkar sangat kuat untuk menjadi calon tunggal dari Golkar. Selain JK di Golkar juga beredar nama Sri Sultan Hamengkubuwono X yang banyak didukung oleh ormas dan praktisi untuk maju dalam pilpres mendatang.

Jenderal TNI (purn) Wiranto juga sudah jauh hari memberi sinyal untuk ikut berpartisipasi membenahi bangsa ini dengan hati nurani, seperti slogan iklannya dibeberapa media, malah pertengahan Mei ini Wiranto menyerang presiden SBY dalam sebuah iklan mengenai janji presiden SBY yang tidak ditepati. Partai Hanura kayaknya sudah mempersiapkan diri untuk ikut pemilu perdana partai yang dipimpin mantan Pangab ini. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih belum memberikan sinyal apapun mengenai calon presiden nanti, konsituen partai ini masih sabar menunggu, apalagi PKS berhasil memenangi beberapa pilkada, terutama pilkada di dua daerah besar yakni Sumatera Utara dan Jawa Barat, mesin politik PKS sepertinya sudah berderu kencang sejak pilkada DKI tahun lalu, walaupun calon PKS Adang Dorojatun kalah untuk menjadi DKI satu, tapi hasil suara yang di proleh Adang 38,62% sangatlah mengejutkan partai-partai lain. Ini membuktikan para kader PKS dan konsituen nya loyal terhadap partai.Apakah dipilpres nanti PKS bisa buktikan? Kita lihat saja nanti.

Hajatan demokrasi dan maraknya pencalonan untuk menjadi presiden pada pilpres 2009 yang akan datang terusak dengan keputusan pemerintah menaikkan BBM sebesar 28.70% minggu lalu, ini akan menjadi ancaman bagi calon incumbent pada pilpres nanti, dan akan menjadi bola panas dalam kampanye para pesaingnya. Ternyata kita tidak harus menunggu 2009, para elite sudah gonjang ganjing mengenai kebijakan pemerintah yang tidak berpihak ke rakyay ini. Semoga ini tidak mempengaruhi pesta demokrasi yang kurang setahun lagi akan kita laksanakan, demi kebangkitan bangsa dari keterpurukan yang sudah hampir ketitik nadir,Amin..
MP