Sabtu, Juni 07, 2008

Ricuh Monas dan kenaikan BBM

Pada hari Minggu 1 Juni 2008 minggu lalu, saya terjebak macet jalan Sudirman Jakarta sekitar pukul 11.00 wib, niat mau bawa keluarga jalan-jalan ke suatu mall dikawasan tersebut harus buyar karena ada gerak jalan dari massa PDI-P dalam rangka memperingati hari kelahiran Pancasila yang tepat jatuh pada hari itu. Ribuan massa dan kader PDI-P memerahi Jakarta pada siang itu, malah diklaim massa berjumlah 150.000 orang. Bisa dibayangkan dengan jumlah sebanyak itu jalan-jalan diseputaran tugu monas sudah pasti tertutup dan ternyata pihak aparat lalulintas sudah memberlakukan penutupan arus lalin di kawasan monas tersebut.

Bukanlah kemacetan yang menjadi kekecewaan saya, tetapi tiga jam setelah kemacetan itu saya mendapat sms dan info dari radio nasional, kalau sudah terjadi kericuhan di taman monas antara massa Front Pembela Islam (FPI) dengan massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). Melihat kericuhan terjadi di ring-1 dimana istana negara hanya beberapa meter dari lokasi, pastilah aparat kepolisian siaga penuh dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, terlebih lagi pada pagi harinya 150.000 massa PDI-P melaksanakan gerak jalan ditempat yang sama. Tetapi jika kita melihat rekaman kericuhan melalui televisi, sepertinya aparat kepolisiian tidak terlihat dalam pengamanan atau mungkin aparat kepolisian sibuk mengatur arus lalulintas?

Kericuhan monas tersebut ternyata bisa menyedot perhatian media dan masyarakat,hingga satu minggu terjadinya kericuhan tersebut media masih menjadikan berita utama, karena dampaknya yang sangat besar dielemen masyarakat, malah bisa mengarah ke konflik horizontal antar ormas islam jika pemerintah tidak peka terhadap masalah utama dari keruicuhan tersebut yaitu masalah aliran Ahmadiyah.

Tragedi monas ini ternyata bisa mengalihkan perhatian kita mengenai kenaikan BBM, seperti diketahui demo-demo mahasiswa dan elemen masyarakat menolak kenaikan BBM terhenti sejenak dengan tregedi monas ini, malah sepertinya media lebih membesar-besarkan berita tragedi monas daripada berita dampak kenaikan BBM yang sudah sangat terasa bagi masyarakat pada umumnya. Semoga tragedi monas ini bukan menjadi isu pengalihan perhatian terhadap dampak kenaikan BBM.Aminn

MP 7 Juni 2008

Tidak ada komentar: